Jumat, 25 November 2011

Makanan Khas Papua

1.Papeda



Papeda adalah makanan pokok saudara-saudara kita di Papua dan Maluku. Papeda dibuat dari tepung sagu, Dan tepung sagu ini biasanya dibuat oleh penduduk di pedalaman.

Papeda ini sangat nikmat bila dimakan bersama kuah kuning, yakni sayur ikan yang kuahnya kuning. Sayur kuah kuningnya itu, ada rasa asam campur pedas. Hmmm, nikmat sekali, apalagi bila dimakan saat panas atau hangat. Bahkan saat kita meriang atau pas flu, berasa sehat kembali setelah makan papeda. Saya sendiri sudah beberapa kali menikmatinya, tapi bukan di tanah Papua, tapi di tlatah Jogja ini. Maksudnya, saya bisa menikmatinya karena kebetulan tetangga sebelah berasal dari Papua. Jadi, setiap mereka masak papeda, saya selalu dapat bagian, hehe....

Meski nikmat, tidak semua orang, terutama dari luar Papua, bisa makan papeda. Karena cara makannya unik. Kita tak perlu mengunyahnya, tapi telan saja. Dan gunakan kuah kuning itu untuk menggelontor papeda masuk kerongkongan. Dan cara ini yang tidak semua orang bisa. Saya sendiri waktu pertama kali memakannya sedikit kesulitan . Tapi setelah kedua atau ketiga kali, baru bisa menikmatinya.

Entah di Jogja ada yang jual papeda atau tidak. Kalau belum, pasti akan jadi bisnis yang menjanjikan.










2.Ubi Jalar (petatas) dan Keladi (kastela)


Tanaman ubijalar (petatas) dan keladi (kastela) merupakan makanan khas masyarakat pedalaman Papua dan masyarakat Papua umumnya.  Olah karenanya sangat tepat jika  Direktris Yayasan Honai Timika Ibu Anastasia Takage, SA.g  mengembangkan dua tanaman yang merupakan makanan pokok masyarakat gunung ini, sebagai tanaman yang mempunyai nilai jualannya sangat tinggi, seperti dikatakannya pada Rabu 13 Pebruari 2008. Sebagai anggota dewan, juga sebagai anak Papua pedalaman, Ibu Anastasia mengaku merasa terpanggil untuk mengembangkan dua jenis makanan pokok suku pedalaman ini menjadi makanan khas berkualitas tinggi dan disajikan pada semua momen acara besar atau kecil di daerah ini.   
 Yam vs. sweet potato
“Kehidupan masyarakat Papua terutama masyarakat pedalaman, dengan adanya modernisasi perlahan-lahan orang mulai lupa dengan makanan khas yang merupakan warisan nenek moyang ini. Bagi Yayasan Honai melihat ini sangat menarik, sehingga kedua tanaman ini perlu ada program budidaya dengan persemaian yang baik sehingga hasilnya mempunyai kualitas yang tinggi, dan sebagai makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi pula,” kata Ibu Anastasia yang juga Ketua Dewan Kehormatan DPRD Kabupaten Mimika ini.Untuk membudidayakan kedua tanaman ini, Yayasan Honai bekerjasama dengan beberapa kepala kampung yang ada di beberapa Satuan Pemukiman (SP-SP). Para kepala kampung telah memberi 3 hektare lahan, yang kemudian kelompok-kelompok ibu-ibu yang ada pada kampung tersebut mengelola lahan ini sebagai kebun percontohan. Melalui kebun percontohan ini, maka ke depan lahirlah petani-petani petatas dan keladi yang secara rutin menghasilkan petatas dan keladi dalam jumlah yang begitu banyak. Petatas dan keladi yang dihasilkan oleh kelompok ibu-ibu maupun dari lahan-lahan secara pribadi itu, akan dibeli oleh Yayasan Honai yang selanjutnya akan dipasarkan keluar Timika. Informasi yang beredar, lanjut Anastasia di Nabire akan dibangun sebuah Pabrik Tepung Tapioka. 
Bila rencana tersebut terealisasi dalam beberapa tahun ke depan ini, jelas mereka akan membutuhkan stok atau pasokan singkong, keladi, petatas dari mana saja dalam jumlah yang banyak.  Selanjutnya,  Petatas dan Keladi memang tidak hanya menjadi makanan khas orang Papua yang mempunyai nilai gizi, protein, dan mineral yang tinggi, namun melengkapi referensi makanan khas Indonesia.

Kamis, 24 November 2011

Makanan Khas Betawi

1. Kerak Telor
Penganan yang satu ini identik dengan Pekan Raya Jakarta (PRJ). Sebab, kerak telor selalu dijumpai setiap kali PRJ digelar. Saat ini, kerak telor menjadi makanan langka. Meski merupakan penganan khas Betawi, penjualnya justru kebanyakan berasal dari Sunda, Jawa Barat.
Kerak telor memiliki rasa yang gurih. Rasa gurih itu datang dari bahan-bahan yang digunakan di dalamnya, yaitu beras ketan putih, telur ayam atau bebek, udang yang digoreng kering, bawang merah goreng, kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, garam, dan gula pasir. Rasa gurih pada kerak telor bersumber dari campuran udang, bawang merah, kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, dan gula pasir.
2. Kembang Goyang
Sama seperti kerak telur, camilan khas Betawi ini juga sudah mulai jarang ditemui. Padahal rasanya yang gurih cukup menarik untuk dijadikan sebagai teman minum teh. Tidak percaya? Coba cari snack tersebut di pasar, lalu jadikan teman minum teh. Apabila tidak menemukan penjualnya, Anda dapat membuat sendiri. Siapkan tepung beras, gula, telur, santan, minyak goreng, dan cetakan kembang goyang. Kocok telur dan gula hingga lembut.
Masukkan tepung dan santan. Adukaduk hingga tercampur dan adonan licin. Lalu, panaskan minyak di wajan. Celupkan cetakan kembang goyang ke minyak panas hingga panas. Celupkan cetakan ke adonan. Celup lagi cetakan ke minyak panas. Setelah itu goyang-goyangkan hingga adonan lepas.
3. Roti Buaya
Pembuatan roti berbentuk buaya sebenarnya terinspirasi dari kebiasaan buaya yang hanya menikah sekali sepanjang hidupnya. Nah, berangkat dari situ, roti buaya dijadikan sebagai simbol kesetiaan pasangan yang telah menikah. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika roti buaya selalu hadir di setiap acara pernikahan adat Betawi.
Sekarang, mencari roti buaya terbilang sulit. Tidak semua toko roti menjualnya. Jika ingin membeli roti buaya, orang juga biasanya harus memesannya terlebih dahulu. Padahal membuat roti buaya tidaklah sulit. Bahan-bahannya yang terdiri dari terigu, gula pasir, margarin, garam, ragi, susu bubuk, telur, dan pewarna mudah diperoleh. Hanya, membentuk adonan hingga menyerupai buaya memerlukan kesabaran bagi yang tidak terbiasa membuatnya.
4. Kue Rangi
Kue khas Betawi itu kini jarang ditemui. Meski demikian, beberapa resto mulai menawarkan kembali hidangan tersebut. Kue rangi atau biasa disebut sagu rangi terbuat dari tepung kanji dicampur dengan kelapa yang diparut kasar. Dahulu, orang memanggang kue rangi dengan memanfaatkan api yang berasal dari kayu bakar atau arang. Alhasil, kue tersebut menjadi lebih wangi. Jika ingin mencicipinya, Anda juga dapat membuatnya sendiri.
Bahan-bahannya adalah kelapa setengah tua, ampas kelapa, tepung sagu aren, garam, dan gula merah. Cara membuatnya, campur kelapa parut, ampas kelapa, tepung sagu, dan garam. Aduk hingga rata. Panaskan wajan, taruh 1-2 sendok makan adonan. Ratakan hingga tipis. Lalu masak sampai kering dan matang. Setelah itu, taburi permukaannya dengan gula merah, lipat dua, dan angkat jika sudah garing.
5.Akar kelapa
Pernahkah anda memakan akar kelapa saat lebaran tiba? Jangan bayangkan akar dari pohon kelapa. Makanan ini salah satu hidangan yang wajib disuguhkan di saat lebaran datang. Tentu saja lebaran di Betawi, karena kuliner ini salah satu kuliner khasnya.
Untuk membuatnya diperlukan bahan-bahan sebagai berikut:
1 liter tepung beras putih, 1 butir kelapa, 1/2 kg tepung sagu, 1 butir telur ayam, 1 kg minyak goreng, 1/2 ons mentega, 1/2 kg gula pasir, garam secukupnya, cetakan kue.
Cara membuatnya: 1/2 kelapa digoreng sampai kering lalu tumbuk sampai halus. Tepung digongseng sebentar hingga berwarna agak perak lalu angkat. Campurkan tepung, kelapa, telur, mentega, gula lalu diaduk jadi satu. Masukkan air santan dari 1/2 kelapa tadi secukupnya.
6. Gado-Gado
Makanan khas yang satu ini memang sudah sangat terkenal sekali di Betawi. Siapa sih yang tidak kenal dengan Gado-gado betawi? Perpaduan antara sayuran dan lauk pauk dengan saus kacang ini memang sangat digemari oleh banyak orang. Tak heran penjual Gado-gado sangat banyak seperti jamur di musim hujan.
Bahanya terdiri dari berbagai macam sayuran seperti bayam, kangkung, daun singkong, taoge, nangka, kacang panjang, timun dan daun pare, kadang pakai jagung rebus. Sayuranya direbus hingga matang.
Untuk bumbu sausnya menggunakan kacang tanah sebagai bahan dasarnya. Digoreng dan ditumbuk hingga halus. Bumbu cabai, garam, terasi, kencur, bawang putih, asam muda, gula pun turut dimasukan dan ditambahi sedikit air hingga mengental.Tuang saus kacang diatas sayuran yang sudah direbus.
Penjual biasanya menambahkan tahu atau tempe goreng kedalamnya. Gado-gado biasa disajikan hangat dengan nasi atau lontong. Tak lupa dengan krupuk dan bawang goreng. Untuk masalah penyajian sesuai selera, tambahan-tambahan lauk seperti telur rebus bisa saja untuk menambah variasi. Yang terpenting teruis lestarikan makanan yang sudah menjadi icon kita ini sampai ke anak-cucu kita nanti. Agar mereka bisa merasakan betapa nikmatnya kuliner yang satu ini.
7.Bir Pletok
Bir Pletok. Adalah nama minuman khas dan asli dari Betawi. Asal kamu tahu saja, minuman ini bukanlah minuman keras yang mengandung alkohol! Minuman ini justru dianjurkan untuk diminum karena bagus untuk kesehatan.
Bir pletok terbuat dari rempah-rempah, terutama jahe, yang hanya terdapat di perkampungan Betawi. Bir ini bisa dijadikan sebagai minuman ringan pelepas dahaga yang sangat enak diseruput dalam kondisi hangat dan dingin
Orang Betawi juga percaya, nama pletok itu ditambahkan setelah mendengar bunyi es batu yang beradu dengan tungku yang dikocok. Jadi, bunyinya, pletak… pletok.. Dan ketika minuman ini dituang ke dalam gelas, busa akan segera bermunculan mirip seperti bir. Akhirnya, nama bir pletok menjadi sangat populer di kalangan masyarakat Betawi.
Bir pletok yang asli diracik dari rempah-rempah. Rasa yang paling dominan adalah jahe. Sisanya kapulaga, serai, kayu manis, kayu secang, dan gula. Kamu tahu, kalau minuman ini bisa menghilangkan masuk angin? Hihihi.. coba saja deh!
Minuman ini sering disajikan bersama dengan kue-kue khas Betawi, seperti kue ape, talam, ketan bakar, dan lainnya dalam acara perkawinan adat orang Betawi. Tapi sebenarnya, bir pletok juga bisa diminum kapan saja, ditemani makanan apa saja.

Makanan Khas Madura

Tahu campur, Kalsot (kaldu soto) dan Es campur.

jajan-madura.jpg
Karena saya besar di Madura jadi wajar kalau saya menghabiskan tahun 2007 lalu di Madura bersama keluarga. Sebenarnya agak bosan untuk balik kesana bagi anak muda seperti saya ini, tapi orangtua memaksa pulang, jadi ya apa boleh buat. Apa yang dititahkan oleh orang tua, anak harus nurut kan?

Kali ini saya tidak bercerita mengenai tempat pariwisata di Madura tepatnya di kota Sumenep. Tapi kali ini boleh dong saya sedikit review kuliner, biar kayak pak Bondan di wisata kuliner gitu.
Kalau di Surabaya makanan lima ribuan adalah makanan yang paling murah, beda halnya di Sumenep Madura. Hanya dengan Rp4.500 RD Lovers bisa menyantap makanan khas Madura yang dinamakan KalSot ( Kaldu Soto ) dan tahu campurnya Pak Abi. Nah buat minumnya, RD Lovers bisa mengeluarkan uang sebesar Rp3.500,- untuk menyantap es campur ala Madura ( tapi bukan milik pak Abi ). Murah kan?
Kalsot adalah makanan khas Madura, kadang ketika saya pulang saya beramai-ramai dengan teman masa kecil pergi makan untuk makan kalsot atau Kaldu Soto ini. Kalsot itu terdiri dari bubur kacang hijau dengan aroma daging yang kental ( soalnya ada kikilnya ) serta di beri semacam apa ya namanya, seperti gorengan ketela di dalamnya dan dicampur dengan sedikit bawang merah dan seledri. Mungkin untuk yang baru pertama kali nyoba atau lihat fotonya agak jijik kali ya. Tapi percaya saya deh, rasanya Top Markotop! Kalau suka pedas, dikasih sambel juga ok kok! Tapi untuk makan ini jangan harap di restoran yang bersih dan nyaman seperti di Surabaya ya.Dari Kalsot kita pindah ke Tahu Campurnya Pak Abi ( sorry saya lupa nama jalannya ).
Kalau di Surabaya banyak sekali kita temui Tahu Campur, nah di Sumenep Madura ini cuman satu ” rumah makan ” yang menjual tahu campur, yaitu Tahu Campur Pak Abi! Sebenarnya pak Abi ini menjual tidak hanya tahu campur saja, tapi juga bakwan dan gado-gado. Tahu Campurnya Pak Abi ini memang khas lho! Yang membuat khas adalah ada bakso kotaknya sebagai isi dari tahu campur itu sendiri selain isi tahu campur yang lain yang biasa kita makan. Nggak tau deh di Surabaya ada nggak yang jual.
Nah habis ngomongin makanan, kita pindah ke minuman! Kalau mau minum es campur ala Madura, RD Lovers tinggal pergi ke alun-alun kota. Disana RD Lovers bisa membeli es campur di tukang es campur keliling yang biasanya mondok di sana. Tapi jangan heran ya ketika membelinya. Soalnya es campurnya beda dengan es campur Surabaya. Warnanya nggak merah muda, tapi putih * soalnya pakai santan* lalu isinya juga biasa saja* maklum kan murah*. Ada nangka, cincau, rumput laut, jelly, serta mirip dawet tapi warnanya merah muda, semangka dan manisan anggur. Masalah kebersihan, jangan khawatir, dijamin halal

Makanan Khas Palembang

Pempek Makanan Khas Palembang

Makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu disebut Pempek atau Empek-empek. Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam.

Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan kecil-kecil timun segar dan mie kuning.

Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.

Pempek bisa ditemukan dengan gampang di seantero Kota Palembang. Ada yang menjual di restoran, ada yang di gerobak, dan juga ada yang dipikul. Juga setiap kantin sekolah pasti ada yang menjual pempek. Tahun 1980-an, penjual pempek biasa memikul 1 keranjang pempek penuh sambil berkeliling Kota Palembang jalan kaki menjajakan makanannya. Pempek sekarang ada dua jenis yaitu Pempek biasa dan Parempek, campuran antara Pare dan Pempek.